Sunday, February 10, 2008

Sepakbola dan kekerasan



Sedih...

Itulah kata yang muncul di pikiran saya ketika mendengar lagi-lagi sepakbola mengundang maut. Seringkali di Indonesia terjadi kerusuhan akibat tim salah satu kubu suporter mengalami kekalahan, dan terkadang berujung fatal, seperti yang terjadi baru-baru ini.

Sebenarnya tidak hanya di Indonesia saja, bahkan di negara yang sepakbolanya sudah maju pun kericuhan masih saja sering terjadi. Inilah sepakbola Bung! Sebuah permainan yang sarat dengan tekanan dan emosi, dimana efeknya menjadi berlipat ganda dengan adanya massa.

Sepakbola tanpa penonton ibarat sop tanpa garam. Seperti pada pertandingan final Liga Indonesia yang baru saja menelurkan Sriwijaya FC sebagai juara. Suasana terasa seperti kurang menggigit pada saat terjadinya gol, saat ledakan teriakan histeris penonton yang biasanya selalu mengiringi seperti hilang ditelan bumi. Bagaimanapun, peran suporter selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sepakbola, namun tumpukan emosi penonton sepanjang pertandingan juga dapat meledak yang pada akhirnya menyulut terjadinya chaos.

Di sini kita tidak dapat menyalahkan siapapun. Semua pihak mempunyai andil dalam sebuah kerusuhan sepakbola, baik penonton, pemain, wasit, dan petugas keamanan. Ok, lets say penonton yang menjadi biang kericuhan, namun terkadang pemain pun terlibat keributan. Wasit pun dengan mutu yang agak pas-pasan juga dapat memancing kekacauan, begitu pula sikap petugas keamanan yang terkadang cenderung berlebihan dalam bertindak.

Kira-kira apa yach yang perlu dilakukan dalam mencegah terjadinya kerusuhan sepakbola? Ini adalah sebuah pertanyaan yang menurut saya sangat pelik dan melibatkan banyak aspek seperti sosiologi, psikologi, dsb. Akhirnya jalan yang paling mudah adalah dengan mencopot satu faktor kerusuhan terbesar : penonton.


Tapi sepakbola tanpa penonton sangatlah hambar, gimana dong? Tanyakanlah kepada diri sendiri :
  1. Apakah kita sudah cukup dewasa untuk menerima kekecewaan?
  2. Apakah kita sudah mampu untuk tidak larut dalam histeria massa?
  3. Apakah kita sudah sadar, bahwa sepakbola hanyalah sebuah permainan?
Jika kita belum bisa menjawab 'YA!' dengan penuh keyakinan, jangan datang ke stadion :D karena anda bisa saja menjadi salah satu perusuh yang akan menyebabkan kerugian semua pihak...

No comments: